Jumat, 29 April 2011

Premium Dihapus, Bahan Bakar Alternatif Murah Disiapkan

Posted by Iga Lusitasari 18.58, under | No comments

Pemerintah berencana untuk menghapus bensin jenis premium karena subsidi yang dikeluarkan mahal. Sebagai penggantinya, sedang dikaji untuk mencari bahan bakar alternatif murah, salah satunya gas.

"Kalau saya melihatnya begini, ini semua kan harus kita lihat bersama-sama, kan tujuannya untuk mengurangi subsidi. Kami sendiri sudah mempelajari sebenarnya kalau mengurangi Premium ini daam arti adalah menitipkan untuk mencari bahan bakar alternatif," kata Dirjen Migas Evita Herawati Legowo ketika ditemui di Kantor Kementeriean ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (29/4/2011).

Evita menjelaskan, wacana penghapusan premium ini bisa dianalogikan seperti program konversi minyak tanah ke elpiji. Sehingga, rencananya pemerintah mencarikan bahan bakar yang bisa menggantikan premium dan tidak membutuhkan subsidi yang besar.

"Kalau memproduksi bahan bakar (produk) baru, yang RON-nya 90 (pertamax) misalnya kan berarti kita perlu menambah infrastruktur juga, apakah bisa dalam waktu yang sesingkat itu? kan juga tidak semudah itu," tanggap Evita.

Ditambahkan olehnya, saat ini pihaknya sedang mengupayakan untuk menyediakan bahan bakar jenis lain. Saat ini BBG (Bahan Bakar Gas) adalah bahan bakar alternatif yang ingin digalakkan, namun hal tersebut tidak demikian mudah untuk dilaksanakan.

"BBG juga membutuhkan infrastruktur seperti SPBG. Yang agak cepat itu adalah LGV (Liquified Gas For Vehicle/sejenis bahan bakar gas), tapi terus terang, dengan menghadirkan LGV kita tidak ingin memberikan sebuah beban ke masyarakat. Karena untuk LGV, ada dua masalah yang perlu dihadapi," ucap Evita.

Masalah tersebut melingkupi permasalahan harga. Pemerintah melihat apakah LGV ini lebih murah dari premium. Kemudian, perlu dilihat permasalahan pada Konverter Kit yang dibutuhkan kendaraan-kendaraan agar dapat mengkonsumsi LGV harganya mencapai Rp 10 juta.

"Nah sekarang ini kami sedang memikirkan, dan terus terang ini sudah ada di kami, mudah-mudahan kita bisa segera menyelesaikan kajian singkat itu untuk menyampaikan kepada pemerintah bagaimana mengatasi hal ini. Jadi untuk LGV, dua hal tadi adalah yang menjadi concern kami," tuturnya.

Evita selanjutnya mengatakan, dirinya berharap LGV bisa segera dikembangkan di 2011 ini.

"Harapan saya LGV bisa (dikembangkan tahun ini), tapi tentunya ini tergantung kepada apakah disetujui atau tidak oleh pemerintah itu sendiri dan juga oleh DPR, tapi saya terus terang maunya tahun ini, mungkin terlalu ambisius ya," tandas Evita.

Seperti diketahui, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menegaskan pemerintah akan menghapus BBM jenis premium dan juga tidak akan memberikan subsidi untuk Pertamax. Kapan waktunya, masih sangat tergantung dengan koordinasi kementerian energi sumber daya mineral (ESDM) dan DPR.

Ia menegaskan, ada dua prinsip terkait pembatasan BBM bersubisi. Pertama, premium secara bertahap yakni dihapus dari sisi subsidi maupun produknya di pasaran. Kedua, tidak akan memberikan subsidi untuk BBM jenis Pertamax yang selama ini sudah dijual sesuai tingkat keekonomiannya.

"Kalau saya dua prinsip yang saya dijaga memang secara bertahap dan pasti yaitu premium itu harus hapus, keberadaan premium bertahap tapi pasti harusnya dihapus, hapus artinya tidak diteruskan, pertama kali subsidinya, kemudian produknya, kan oktannya juga kurang tinggi," katanya.

Pihak Pertamina juga menyatakan siap untuk menghapus peredaran bensin premium. Jika ini sudah menjadi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Sumber: http://www.detikfinance.com

0 komentar:

Posting Komentar

Tags

Categories